i can do all things and accepts all things through GOD that strengthens me..amen

Tuesday, 9 October 2012

YESUS ITU DEKAT


Kejadian 28:10-22
Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya (Kej 28:16)
Samuel, yang berusia 4 tahun, telah menyelesaikan makan malamnya dan bertanya apakah ia dapat meninggalkan meja. Ia ingin keluar dan bermain. Namun ia masih terlalu kecil untuk keluar sendirian, jadi ibunya menjawab, “Tidak. Kamu tak boleh keluar sendirian. Kamu harus menunggu Mama selesai makan dan Mama akan menemanimu.” Samuel dengan segera menjawab, “Tapi Ma, Yesus menemaniku!”
Samuel telah belajar dengan baik dari orangtuanya bahwa Tuhan senantiasa menyertainya. Kita membaca dalam bacaan Alkitab hari ini bahwa Yakub juga telah mempelajari hal tersebut. Ishak ayahnya telah memberkati Yakub dan memintanya untuk mengambil istri dari keluarga ibunya (Kej. 28:1-4). Yakub menaati pesan tersebut dan pergi ke Haran.
Ketika Yakub tidur, Tuhan datang kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi . . . sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau” (ay.15). Ketika terbangun, Yakub tahu bahwa ia telah mendengar Allah berfirman dan berkata, “Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini” (ay.16). Merasa yakin akan kehadiran Allah, Yakub bertekad untuk mengikut-Nya seumur hidup (ay.20-21).
Jika kita telah menerima Yesus sebagai Juruselamat kita (Yoh. 1:12), kita dapat merasa yakin dan teguh dalam kebenaran bahwa Tuhan selalu menyertai kita (Ibr. 13:5). Seperti Yakub, kiranya kita mau menanggapi kasih-Nya dengan pengabdian sepenuh hati. —AMC
Terima kasih Tuhan, karena Engkau menyertai kami setiap hari.
Engkaulah penjaga kami, sahabat kami, dan pemandu kami.
Kiranya kami merasakan kehadiran-Mu yang penuh kasih dan
selalu menyadari bahwa Engkau berada di sisi kami. Amin.
Allah yang penuh kasih selalu dekat dan selamanya menyertai kita.

Monday, 8 October 2012

TURUNKAN TANGAN ANDA



Mazmur 46
Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! —Mazmur 46:11
Anda mungkin mengira sidik jari ibu saya akan tercetak di lutut saya saking seringnya ia mencubit lutut saya di gereja dan berbisik dengan tegas, “Diamlah.” Seperti kebanyakan anak laki-laki lainnya, saya mempunyai kebiasaan buruk karena tidak dapat duduk diam di tempat seperti gereja. Jadi selama bertahun-tahun, ketika membaca, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” (Mzm. 46:11), saya mengartikannya sebagai bersikap tenang.
Namun bahasa Ibrani untuk kata diam berarti “berhenti bergumul”. Dalam kata ini terkandung konsep untuk menurunkan tangan dan membiarkan Allah terlibat dalam situasi kita tanpa campur tangan kita. Kata diam ini memberikan gambaran yang menarik, karena kita sering menggunakan tangan untuk menyingkirkan hal-hal yang menghalangi jalan kita, untuk melindungi diri, atau untuk menyerang balik. Ketika kita menurunkan tangan, hal tersebut membuat kita merasa tidak berdaya dan rentan—kecuali kita dapat mempercayai bahwa “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti” (ay.2), dan bahwa “Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub” (ay.8). Dengan kata lain, berhentilah bergumul dan nantikan Allah berkarya!
Dalam menghadapi segala situasi kehidupan, kita dapat mengalami damai sejahtera melalui sikap kita yang mempercayai kehadiran dan kuasa Allah di tengah kesulitan. Hal ini terjadi sembari kita menanti pertolongan-Nya dengan sabar dan dalam doa. Jadi turunkan tangan Anda, karena tangan Allah terus berkarya demi Anda! —JMS
Diam dan ketahuilah bahwa Dialah Allah
Karena jalan hidup ini curam dan keras;
Bukan apa yang Dia berikan yang diperlu,
Tetapi diri-Nya saja, itu sudah cukup. —NN.
Ketika kita menaruh masalah kita dalam tangan Allah, Dia menaruh damai sejahtera-Nya dalam hati kita.

Thursday, 4 October 2012

Mengatasi Ketakutan, Belajar dari Kisah Ayub

Ketakutan dapat membawa bencana. Ketakutan adalah sikap yang membawa manusia kepada ikatan, kebingungan, frustrasi, depresi dan penyakit. Psikolog mengatakan bahwa manusia tidak dilahirkan dari ketakutan. Alkitab pun berkata,”Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” – 2 Timotius 1:7

Kalau kita tidak dilahirkan dari ketakutan dan Allah pun tidak pernah memberikan mroh ketakutan, dari manakah datangnya ketakutan itu? Yesus berkata, "... Jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” – Matius 8:13

Sebagai manusia, kita dipengaruhi oleh apa yang kita percayai. Ketika kita mempercayai kebenaran firman Tuhan maka kita memiliki iman, sebaliknya ketika kita mempercayai sesuatu yang salah atau negatif maka kita menjadi takut.

Ayub berkata, ”Karena yang kutakutkan itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.” – Ayub 3:25

Apa yang ditakuti Ayub, itulah yang terjadi kepadanya. Apa yang dia percayai, itulah yang akan terjadi. Ayub tidak bisa menghindarikan diri dari apa yang dia takutkan itu. Ketakutan diciptakan dari sebuah keyakinan yang salah.

Apakah yang paling ditakutkan Ayub? Dia takut bahwa pagar perlindungan atas hidupnya dihancurkan dan segala sesuatu yang baik diambil dari hidupnya; Dia takut bahwa dia tidak mendapatkan lagi berkat-berkat Tuhan yang baik dalam hidupnya; Dia takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi dan merusak kebahagiaannya [Ayub 1:5; 1:10].

Ayub tidak dapat menghindari dari apa yang ditakutinya, semuanya itu terjadi. Kekayaannya ludes, anak-anaknya mati dalam seketika, penyakit datang menimpa dirinya, dan istrinya menyuruh Ayub mengutuki Allahnya. Apa yang ditakuti itulah yang dialami Ayub.

Apabila ketakutan datang menyerang pikiran Anda maka Anda harus mengambil keputusan untuk segera menghadapinya. Anda tidak boleh menikmati ketakutan itu. Anda tidak boleh melayani ketakutan itu. Anda harus segera mengatasinya. Anda harus segera mengusirnya dari hati dan pikiran Anda.

Seperti halnya iman, ketakutan itu mengandung kekuatan, kekuatan untuk menghancurkan dan melumpuhkan hidup manusia sebaliknya iman mengandung kekuatan untuk membangun dan mengubah hidup manusia. Ketakutan timbul dari mempercayai apa sesuatu yang salah atau negatif; sebaliknya iman timbul dari mempercayai kebenaran firman Tuhan. Ketakutan mempercayai apa yang dilihat oleh mata. Iman
mempercayai apa yang tidak bisa dilihat oleh mata.

Ayub menyadari bahwa dia tidak boleh melayani ketakutan. Ayub sadar bahwa dia harus mengatasi ketakutan itu. Apabila tidak segera diatasi ketakutan itu maka ketakutan itu akan semakin menghancurkan hidupnya. Ayub berhasil mengatasi ketakutannya dan masalah yang timbul dari ketakutannya. Allah memulihkan keadaan Ayub setelah dia berhasil mengatasi ketakutannya.

Bagaimana Ayub mengatasi ketakutan dan masalahnya itu?
Pertama, Ayub mengakui ketakutannya
“Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.” – Ayub 3:25

Saat Anda mengalami ketakutan dan kekuatiran dalam hidup Anda, maka langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah mengakui apa yang Anda takutkan itu, akuilah di hadapan Allah dan mintalah damai sejahteraNya menguasai hati dan pikiran Anda.

Ingatlah, sekalipun Anda tidak mengakui apa yang Anda takutkan Allah pun mengetahuinya namun apabila Anda datang dengan rendah hati mengakui apa yang Anda takutkan di hadapan Tuhan maka Dia akan menukar ketakutan dengan memberikan damai sejahtera-Nya.

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” – Filipi 4:6-7

Jadi untuk mengatasi ketakutan Anda harus memelihara apa yang Anda pikirkan. Anda tidak akan pernah merasa berbahagia sampai Anda memiliki pikiran yang berbahagia. Sebab apa yang kita rasakan berkaitan erat dengan apa yang kita pikirkan. Anda akan bebas dari rasa ketakutan hanya apabila pikiran Anda dipenuhi dengan damai sejahtera Allah.

Bagaimana memelihara damai sejahtera-Nya itu? Alkitab berkata,”Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” – Filipi 4:8

Kedua, Ayub menyadari bahwa imannya sedang diuji
“Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” – Ayub 23:10

Apabila Anda menghadapi pergumulan yang menimbulkan ketakutan dalam hidup Anda. Entah pergumulan dalam keuangan atau bisnis, keluarga atau sakit penyakit maka Anda harus melihat pergumulan itu sebagai ujian iman.

Apabila Anda lulus dalam ujian iman maka Anda akan naik ke level yang lebih tinggi di dalam Tuhan. Ayub memandang pergumulannya sebagai ujian iman dan ia akan timbul seperti emas.

Kita cenderung menjadi orang yang mengasihani diri sendiri saat pergumulan datang. Kita cenderung memandang dengan sikap yang salah. Cobalah mengubah cara pandang Anda dalam menghadapi pergumulan.

Milikilah sikap iman yang positif. Milikilah pengharapan yang kuat. Tuhan tidak pernah terlambat untuk mengulurkan pertolongan-Nya. Anda harus lulus dalam ujian iman dengan sikap iman yang positif.

Ada dua benda, yang satu namanya kentang yang keras dan yang satunya adalah telor yang lembut namun saat dimasukkan dalam air yang mendidih dalam waktu kurang dari setengah jam, kentang yang keras menjadi lembut sedangkan telor yang lembut menjadi keras.

Kiranya pergumulan yang Anda hadapi akan membuat hati Anda semakin menjadi lembut, hati yang siap untuk ditabur oleh firman Tuhan. Apabila Anda memiliki sikap iman yang positif saat menghadapi pergumulan maka Anda pasti lulus dalam ujian iman. Anda pasti timbul seperti emas.

Ketiga, Ayub datang kepada Allah dan mempercayai Allah sebagai Penebusnya yang hidup
“Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.” – Ayub 19:25

Memang diperlukan usaha yang kuat bagi Ayub untuk berkata seperti ini. Justru perkataannya ini untuk membangkitkan semangat dirinya. Ayub menolak untuk menyerah atas pergumulannya. Dia mau bangkit dan menyerang ketakutannya itu. Ia berkata kepada dirinya sendiri, ia berusaha untuk membangkitkan imannya dengan  memperkatakan apa yang menjadi pengharapannya.

Coba Anda bayangkan keadaan Ayub saat itu, tidak ada hal-hal yang baik di sekeliling hidupnya. Sekarang Ayub duduk dalam kemiskinan, penyakit menimpa sekujur tubuhnya, penderitaan yang sangat berat sedang dialaminya. Tidak ada seorang pun yang memberinya kekuatan atau berdoa untuknya, tetapi dia berseru dengan nyaring. “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup.” Ayub tahu bahwa Allah peduli bahkan di dalam badai yang kuat sekali pun, dia yakin Allah masih sanggup mendengar sebuah bisikan kecil dari jeritan hatinya yang terdalam...

Ayub mendapatkan pengertian bahwa Allah adalah penebusnya yang hidup. Seorang Pribadi yang bersedia dan sanggup memberikan pertolongan di saat dia tidak berdaya. Ayub sedang melihat Allah yang bukan hanya akan melepaskan dirinya dari jerat kemiskinan, sakit penyakit, kesepian, dan kesedihan tetapi juga Allah yang sanggup menyelamatkan diri dari kematian kekal. Di tengah-tengah penderitaannya, Ayub melihat Pribadi Yesus Kristus Sang Penebus, yang akan mati di salib untuk menebus seluruh dosa dunia ini.

“Tetapi kamu harus beribadah kepada Tuhan, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu. Tidak akan ada di negerimu perempuan yang keguguran atau mandul. Aku akan menggenapkan tahun umurmu.” – Keluaran 23:25-26

Kita bisa mengusir ketakutan dengan memperkatakan firman Tuhan yang dapat membangkitkan iman. Alkitab berkata bahwa apabila kita beribadah kepada Tuhan, Allah kita maka Dia akan memberikan kita kekuatan untuk memperoleh kekayaan; kekuatan untuk menaklukkan sakit penyakit; kekuatan untuk bertambah banyak bukan kemandulan; kekuatan untuk menyelesaikan tugas panggilan hidup kita sampai garis akhir. Inilah janji dari Penebus kita yang hidup!

Keempat, Ayub mengakui bahwa Allah sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana Tuhan yang gagal
“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” – Ayub 42:2

Ayub duduk dan mengetahui bahwa: “Aku tahu, aku akan keluar seperti emas... Aku tahu Penebusku hidup... Aku tahu Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Nya yang gagal...

Sekalipun sahabat-sahabatnya datang untuk menyerang dia bahkan Tuhan pun nampaknya berdiri menentang dia tetapi Ayub mengambil keputusan untuk percaya dan berharap kepada Tuhannya. Ia berkata,”Aku tahu, aku akan keluar seperti emas; aku tahu Penebusku hidup; dan aku tahu Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Nya yang gagal...”

Ayub mengambil keputusan untuk percaya kepada Tuhan sekalipun nampaknya tidak ada dasar lagi untuk berharap. Inilah kunci pemulihan hidup.

Seorang jemaat yang menderita Insomnia (sulit tidur) cukup lama mendatangi saya setelah ibadah doa pengurapan. Ia menceritakan penyakitnya. Ia harus minum obat tidur setiap malam. Ia berkata bahwa imannya telah dibangkit oleh karena firman Tuhan dan jamahan Roh Kudus malam itu. Ia mengambil keputusan untuk berhenti minum obat tidur. Ia percaya bahwa ia pasti disembuhkan oleh Tuhan
Yesus.

Ia mencobanya namun ia masih belum bisa tidur, hal itu berlangsung cukup lama. Lalu ia bernazar bahwa apabila ia bisa tidur tanpa minum obat maka ia akan melaksanakan nazarnya. Roh Kudus mendorongnya untuk melaksakanakan dulu janjinya kepada Tuhan apabila ia mengharapkan kesembuhan. Ia tidak boleh menunggu sembuh lalu melaksanakan nazarnya.

Ia mentaati perintah-Nya, Saat ia melakukan nazarnya, tiga hari kemudian Tuhan menyembuhkan. Ia bisa tidur nyenyak tanpa minum obat tidur. Tidak ada kesembuhan atau kelepasan tanpa iman yang teguh kepada Tuhan. Iman harus disertai dengan perbuatan.

Akhirnya, Allah memulihkan keadaan Ayub, setelah dia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya. Allah memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu [Ayub 42:10].

Allah memulihkan keadaan Ayub setelah dia berhasil mengusir ikatan ketakutan dan menaruh percaya yang kuat kepada Tuhan, Penebus yang hidup, yang sanggup melakukan segala sesuatu. *